SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT SANTA URSULA

Peringati Hari HAM, STPM Santa Ursula Ende dan TRuK-F Maumere Gelar Talkshow tentang Kampus Inklusi

Menjelang peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende berkolaborasi dengan Tim Relawan untuk Kemanusiaan Flores (TRuK-F) Maumere menyelenggarakan talkshow inspiratif. Acara yang berlangsung di Aula SMPK St. Ursula pada Senin, 9 Desember 2024 ini mengangkat tema krusial: “Bersama Ciptakan Kampus Inklusi dan Bebas Kekerasan Seksual.”

Mendorong Kampus yang Aman dan Ramah HAM

Talkshow ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh civitas akademika STPM Santa Ursula tentang pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, khususnya kekerasan seksual. Isu ini menjadi perhatian utama karena kekerasan seksual di lingkungan pendidikan sering kali tersembunyi dan berdampak serius pada korban.

Acara ini menghadirkan empat narasumber yang memiliki komitmen kuat dalam menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Diskusi dimoderatori oleh Maria Trinita Ria, seorang host dari RRI Ende, yang memandu jalannya acara dengan lugas dan interaktif.

Empat Narasumber Berbagi Perspektif

Para narasumber yang hadir mewakili berbagai pihak, yaitu:

Pater Avent Saur SVD (JPIC SVD Ende): Pater Avent Saur memaparkan perspektif teologis dan moral tentang pentingnya menghargai martabat setiap individu. Ia menekankan bahwa ajaran agama menjadi landasan kuat untuk menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.

Bruder Dominggus Rangga Hayon SVD (Dosen dan Anggota Satgas PPKS STPM Ursula): Bruder Dominggus membahas upaya konkret yang telah dilakukan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) di STPM Santa Ursula. Ia menjelaskan mekanisme pelaporan, perlindungan korban, dan pentingnya pendidikan preventif di lingkungan kampus.

Martina Rianty Randa Ma (Mahasiswa dan Anggota Satgas PPKS STPM Ursula Ende): Sebagai perwakilan mahasiswa, Martina memberikan sudut pandang dari kalangan pelajar. Ia berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam membangun kesadaran tentang isu ini, sekaligus mengajak mahasiswa lain untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan menghormati.

Suster Fransiska Imakulata SSpS (Koordinator TRuK-F Maumere): Suster Fransiska, yang telah lama bergerak di bidang kemanusiaan, memberikan wawasan tentang pentingnya kerja sama antarlembaga. Ia menyoroti peran organisasi non-pemerintah dalam mengadvokasi hak-hak korban dan mendorong perubahan kebijakan yang lebih pro-korban.

Acara ini tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga menjadi momentum bagi STPM Santa Ursula dan TRuK-F Maumere untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan kampus yang benar-benar inklusif, di mana setiap individu merasa aman, dihargai, dan dihormati.