Mahasiswa Semester 5 A1 Program Studi Ilmu Sosiatri STPM Santa Ursula melaksanakan Proyek Kelas dalam mata kuliah Isu-Isu Pembangunan Kontemporer dengan tema “Hari Pangan Sedunia 2025: Membangun Ketahanan Pangan Berkelanjutan Melalui Kedaulatan Pangan dan Diversifikasi Pangan di Flores”, bertempat di Hall STPM Santa Ursula Ende pada Kamis (16/10) pukul 10.00 WITA.
Kegiatan ini mengusung konsep “Open Mic”, di mana mahasiswa menampilkan orasi, puisi, dan komedi reflektif sebagai bentuk ekspresi kritis terhadap isu kedaulatan pangan dan realitas sosial yang dihadapi para petani saat ini. Melalui penampilan tersebut, para mahasiswa berupaya menggambarkan keprihatinan mereka atas situasi petani lokal yang masih terjebak dalam ketimpangan sistem pangan nasional dan global.
Menariknya, kegiatan ini juga menghadirkan seorang alumni STPM Santa Ursula yang membawakan monolog tentang nasib para petani yang terperangkap dalam bisnis pangan yang justru tidak berpihak pada petani itu sendiri . Monolog tersebut berhasil memikat perhatian audiens karena secara emosional menyoroti perjuangan para petani kecil yang sering kali tidak diuntungkan dalam rantai bisnis pangan modern.
Dalam sambutannya, Ibu Petronela selaku dosen mata kuliah Isu-Isu Pembangunan Kontemporer, yang dibacakan oleh Bapak Oman Kumanireng, menyampaikan bahwa konsep kedaulatan pangan menegaskan pentingnya hak setiap negara dan masyarakat untuk menentukan kebijakan pangan secara mandiri, sesuai dengan kebutuhan lokal dan nilai-nilai budaya.
“Kedaulatan pangan memberikan penegasan bahwa setiap negara dan masyarakat memiliki hak untuk menentukan kebijakan pangan sendiri sesuai kebutuhan lokal dan budaya. Kedaulatan pangan menekankan kemandirian dalam produksi pangan lokal, pemberdayaan petani kecil, serta perlindungan pasar domestik dari dominasi impor yang dapat merugikan. Hal ini menjadikan akses pangan sebagai hak asasi sekaligus solusi ketahanan pangan yang harus memperhatikan konteks sosial, ekonomi, dan lingkungan masing-masing wilayah,” demikian kutipan sambutan tersebut.
Melalui proyek kelas ini, mahasiswa tidak hanya diajak memahami teori tentang pembangunan dan isu pangan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis dan empati sosial terhadap persoalan ketahanan pangan di tingkat lokal. Pendekatan kreatif seperti ini menjadi wadah pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu sosial dengan praktik reflektif dan komunikasi publik.







